Senin, 14 Januari 2008

The Passion of Jesus a.s.
Oleh : Abu Jihan



I. Pendahuluan, Beberapa Fatwa Ulama Besar

Berkenaan topik penyaliban Isa a.s., memang berkembang beberapa pemahaman.

1. Kristiani beranggapan bahwa Yesus wajib wafat ditiang salib, hidup kembali, dan naik ke langit (karena inilah inti dari ajaran penebusan dosa).

2. Yahudi juga berkeinginan untuk membunuh Yesus (Isa a.s.) karena dia adalah hamba yg terkutuk.

3. Muslim (sebagian besar) beranggapan bahwa Isa a.s. dihindarkan dari hukuman salib dan orang lainlah yg dikorbankan, dan kemudian Isa a.s. naik kelangit dengan jasmaniyah nya (untuk hal naik ke langit sepemahaman dengan keyakinan umat kristiani).

Semoga saya diberi karunia oleh Allah SWT untuk bisa membuat rangkaian tulisan yg panjang ini dengan berdasarkan dalil-dalil yg dapat dipertanggung jawabkan, amin.

Kali kesempatan pertama ini, sebagai rasa hormat saya kepada Institusi Al Azhar, maka ijinkan saya untuk mengutip tulisan/pendapat Syeikh Mahmoud Shaltout (Rektor Universitas Al Azhar Cairo, Mesir). Pendapat beliau ini adalah berkenaan apakah Isa a.s. sudah wafat atau masih hidup (naik ke langit). Karena panjangnya tulisan beliau maka saya hanya akan mengutip beberapa pokok tulisan beliau.

Beliau mengutip ayat 115 - 117 dari surah Al Maidah, dan dalam ayat ini ada kata "tawaffaytani" yg maknanya adalah mewafatkan. Dan beliau dalam mengartikan kata tawaffaytani ini juga merujuk kepada ayat 32:11, 4:97, 8:50.
Kemudian Syeikh Syaltot menulis : "Oleh sebab itu adalah masuk akal, bahwa perkataan tawaffaytani yg disebut dalam di atas sehubungan dengan Nabi Isa a.s. (Yesus) dalam surah Al Maidah (115 & 116) akan bermakna kematian alami secara wajar yg orang-orang memahami dan yang orang-orang berbahasa Arab mengerti dari teks dan konteks hubungan kedua-duanya.
Maka jika kita ambil ayat ini menurut makna yg aseli dan sesuai haruslah disimpulkan bahwa Nabi Isa (Yesus) wafat dan tak ada dalil yg menguatkan anggapan bahwa beliau masih hidup dan kematian tidak terjadi pada beliau. Juga tidak beralasan untuk mengatakan bahwa perkataan mati, wafat, dalam ayat itu bermakna bahwa beliau akan wafat sesudah turun dari langit - menurut pendapat yg tersebar bahwa beliau hidup di langit dan akan turun menjelang akhir dunia. Ini disebabkan ayat itu berbicara dalam istilah yg jelas mengenai hubungan beliau dengan kaum beliau sendiri, bukan kepada kaum lain yg akan ada menjelang hari kiamat dan bukan dengan mereka yg difahami sebagai umat Muhammad saw serta bukan kaum Nabi Isa (di masa datang)." (Al Majallah, Kairo Mesir)

Demikian pula dalam Tafsir Al Azhar Prof Hamka menulis : "Adapun Ulama Indonesia yg menganut faham seperti demikian dan menyatakan pula faham itu dengan karangan ialah guru dan ayah hamba Dr. Syaikh Abdulkarim Amrullah di dalam bukunya al Qaulush Shahih, pada tahun 1924. Beliau menyatakan faham beliau bahwa Nabi Isa meninggal dunia menurut ajalnya dan diangkat derajat beliau di sisi Allah, jadi bukan tubuhnya yg dibawa ke langit".

"Sayid Rasyid Ridha, sesudah menguraikan pendapat2 ahli tafsir tentang ayat yg ditanyakan ini, mengambil kesimpulan;"Jumlah kata tidaklah ada nash yg shahih (tegas) di dalam Al Qur'an bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan tubuh dan nyawa ke l;angit dan hidup di sana..."

Demikianlah saya membuka serial ini dengan mempersembahkan fatwa dari ulama-ulama besar Al Azhar yg mana mereka mengatakan bahwa Nabi Isa a.s. (Yesus) telah wafat dengan wajar.


2. Penangkapan dan Pengadilan

Isa a.s. (yesus) yg sudah mengetahui akan rencana penangkapan akan diri
beliau, menjelang penangkapan beliau bersama murid beliau pergi ke bukit
Getsmani. Di sana beliau berdoa dengan penuh ratap sangat pilu memohon
keselamatan dari hukuman salib (kematian terkutuk).

"Dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu katanya kepada mereka,
"Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya..." Maka ia maju sedikit,
lalu sujud, dan berdo'a, katanya, "Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan (kematian) ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yg
kuhendaki, melainkan seperti yg Engkau kehendaki". (Injil Matius 26:
37-39).

"Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdo'a; peluhnya menjadi
seperti titik-titik darah yg bertetesan ke tanah". (Injil Lukas 22 : 44).
Nabi Isa a.s. menangis bukan karena takut melainkan menyesali apa yg
diperbuat oleh kaum Yahudi karena semata-mata kebencian dan purba sangka
kepada beliau dan hendak membuktikan bahwa beliau adalah seorang pendusta
dengan kematian terkutuk di tiang salib.
Kaum Yahudi yg dimotori oleh para Ulama Yahudi mengadukan Isa a.s. kepada
Pilatus (Gubernur) agar ia menangkap dan mengadili Isa. Namun sebenarnya
Pilatus enggan untuk menangkap Isa a.s. dan berkata : "Aku tidak mendapati
kesalahan apa pun padanya" (Injil Yohanes 18 : 38).
Kecewa karena Pilatus membela Isa a,s, maka para Musuh Isa a.s. mengancam
akan mengadukan sikap Pilatus kepada Kaisar. Mereka berkata : "Jika engkau
membebaskan dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar....." (Injil Yohanes 19:12)

Pilatus sebenarnya merasa dan mengetahui bahwa Isa a.s. bukanlah seorang
biasa, terlebih-lebih istri Pilatus memperoleh mimpi bahwa Isa a.s. adalah
orang yg benar sehingga ia berkata kepada suaminya : "Jangan engkau
mencampuri perkara orang yg benar itu, sebab karena dia aku sangat
menderita dalam mimpi tadi malam". (Matius 27 : 19).
Akhirnya dengan berat hati Pilatus tidak bisa menghindar dari desakan nafsu
kaum Yahudi untuk membunuh Isa a.s. : "Ia harus disalibkan!" Pilatus
mengambil air dan membasuh tangannya. Di hadapan orang banyak dan berkata,
"Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri".
(Injil Matius 27 : 23-24).
3. Hakikat Hukum Salib (shalb)

Hukuman salib adalah hukuman yg terkenal dan lazim digunakan oleh bangsa-bangsa tertentu zaman dahulu. Orang Romawi sebenarnya tidak pernah menggunakan hukuman salib untuk bangsa mereka sendiri melainkan menerapkannya pada bangsa-bangsa jajahan mereka untuk menghukum orang-orang yg dianggap memberontak kepada Kaisar.

Salib atau shalb berasal dari kata ash-shaliib yg berarti sumsum atau lemak. Dalam bahasa Arab dikatakan ash-haabush-shulubi, yakni orang-orang yg mengumpulkan al-'idhaama (tulang) dan mengeluarkan sumsumnya serta mencampurkannya. Di dalam Al Qur'an dikatakan, "yakhruju min bainish shulbi wat taraaib" (keluar dari antara tulang belakang yg paling bawah dan tulang-tulang dada - QS 86:7). Dalam ayat yg lain dikatakan, "Wa ammal aakharu fasyushlabu fatakuluth-thairu min rasihii" (Dan adapun mengenai yg lain, ia akan disalibkan, burung-burung akan memakan sebagian dari kepalanya - QS 12:41). Jika kita meneliti asal dan makna kata yg terbentuk dari hutuf sh-l-b (shalb) maka artinya adalah tulang atau sumsum.
Prosesi hukuman shalb (salib) itu adalah prosesi hukuman mati yg perlahan-lahan, dan biasanya memakan waktu sampai dengan tiga hari hingga ajalnya tiba. Terhukum akan dipaku ke dua tangannya di tiang salib, dikarenakan berat tubuhnya maka si terhukum akan mengalami kesulitan nafas karena terhimpit paru-parunya hingga akhirnya hal ini akan mempercepat kematian. Oleh karena itu untuk menambah penderitaan (memperlama proses kematian) maka pada telapak kaki diberikan sandaran papan di kakinya dipakukan kepada papan tsb (sehingga dengan kaki ini terhukum dapat berdiri menyangga tubuh). Terhukum akan dibiarkan menderita haus dan rasa sakit bahkan gangguan dari mangsa hewan liar. Pamungkas dari proses kematian ini adalah dipatahkannya tulang-tulang kaki (shalb-salib/patahkan tulang mengeluarkan sumsum) yg akan mempercepat kematian. Inilah hukuman salib (pematahan tulang dan sumsum di pancang / tiang kayu). Jadi seseorang yg hanya mengalami pemakuan di tiang kayu namun tidak mengalami pematahan tulang dan pengeluaran sumsum maka tidak bisa dikatakan telah di hukum salib.

Inilah arti dan prosesi hukuman shalb (salib), dan pada artikel berikutnya (4) kita akan melihat apakah Nabi Isa. a.s. mengalami hukuman shalb (salib) itu.


4. Misi Rahasia Menyelamatkan Isa a.s. (Yesus)

Pilatus secara rahasia menolong Isa dengan menetapkan hari hukuman salib pada Jum'at siang (jam 12 siang) (Matius 27 : 46), dan pada jam 3 sore (jam 15) Isa diturunkan dari Tiang Salib dengan kondisi tampak "Mati". Seperti yg telah lazim bahwa hukuman salib adalah hukuman mati secara perlahan (umumnya 3 hari) dan belum pernah ada yg mengalami kematian dlm hitungan jam. Lalu mengapa Isa diturunkan padahal baru 3 jam (nampak tergesa-gesa)?

Jawabannya karena dalam Taurat ada tertulis hukum :"Maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yg digantung terkutuk oleh Allah, janganlah engkau menajiskan tanah yg diberikan Tuhan Allahmu kepadamu menjadi milik pusakamu" (Ulangan 21:23).
Jadi dikarenakan menurut hitungan hari Yahudi bahwa Hari Raya Sabath telah mulai sejak hari Jum'at petang (jam 18), maka tidak boleh ada najis (mayat orang terkutuk) yg menodai kesucian hari Sabath. Oleh karena itu haruslah tidak boleh ada orang yg terpantek di kayu salib. Maka dari itu hukum Yahudi sendiri yg meminta Isa a.s. diturunkan secepatnya dari kayu salib.
Pada saat Isa dihukum salib ada juga dua penjahat yg dihukum berserta beliau, namun tidak seperti Isa, mereka masih nampak segar atau hidup, sehingga bagi mereka diperlakukan cara cepat untuk menghabisi nyawa mereka dan mereka di hukum salib (shalb) dengan mematahkan tulang-tulang kaki mereka (yg menyangga tubuh mereka). Sedangkan bagi Isa a.s. karena pada saat akan diturunkan kondisi beliau nampak terlihat mati maka beliau tidak dihukum salib (shalb - pematahan tulang-tulang). Hal ini nampaknya merupakan perwujudan dari ramalan suci (nubuatan) : "Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yg patah". (Mazmur 34 : 21). Sedangkan bagi perajurit Romawi alasan mereka tidak mematahkan tulang belulang Isa a.s. adalah karena Jasad Isa a.s. nampak seperti yg sudah mati : "Melihat bahwa ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya" (Yohanes 19 : 33).

Perlu diperhatikan bahwa dasar yg menyatakan bahwa Isa mati itu adalah hanya atas Melihat, tidak mendekati, apalagi menyentuh, sehingga bisa dipastikan lebih jauh apakah masih berdenyut nadinya alias mati sungguhan atau tidak? Karena hanya sekedar melihat itu tidak pasti dan inilah pangkal keragu-raguan Orang Yahudi kelak bahwa mereka sendiri tidak yakin bahwa dalam waktu tiga jam tersebut dan tanpa hukum shalb mereka telah memutuskan ajal Isa (membunuh Isa). Hal ini berhubungan dengan ucapan Isa sebelum dihukum, "Kamu akan melihat dan melihat, namun tidak merasa" (Matius 13:14).

Ketika Yohanes berkata bahwa tentara itu melihat, bahwa maksudnya mereka menduga bahwa Isa telah wafat. Jadi inilah cara Allah untuk menolong Isa. Dengan menserupakan beliau nampak seperti yg telah wafat dan hanya membiarkan tentara Romawi hanya melihat dan menduga-duga.

Allah menyelamatkan Isa a.s. dalam kondisi pingsannya dengan menampakan kepada Tentara Romawi dan Orang Yahudi bahwa mereka melihat Isa seperti dalam kondisi mati. Karena itulah tentara Romawi tidak mematahkan tulang sumsum Isa a.s.. Setelah tubuh Isa telah diturunkan dari tiang maka untuk memastikan Isa telah wafat maka seorang Tentara Romawi menggoreskan lembing nya ke sisi rusuk tubuh Isa a.s. dan setelah melihat tidak adanya respon gerakan dari tubuh Isa maka ia yakin bahwa Isa telah wafat. Namun....sebenarnya tidak demikian.

"Hanyalah seorang lasykar menikam rusuk Yesus dengan tombaknya, maka sekejap itu juga mengalir keluar darah dengan air" (Yahya 19 : 34). Adalah rahmat Allah SWT yg telah membuat tubuh manusia (Isa a.s.) pingsan karena menahan rasa sakit dan letih. Seseorang yg berada dalam kondisi pingsan mengakibatkan peredaran darahnya menjadi lamban dan tidak lancar. Dengan adanya pelukaan akibat goresan ujung lembing membuat peredaran darah lancar kembali dan memancarlah darah keluar, perlu diperhatikan bahwa hal ini (darah mengalir) hanya dapat terjadi pada tubuh yg mana jantungnya masih berdenyut (masih hidup). Dan perlu diperhatikan kata "Sekejap Itu Juga" menandakan bahwa darah memancar dengan cepat yg mana hal itu menunjukan bahwa sebenarnya Yesus/Isa masih hidup manakala diturunkan dan hanya pingsan (yg disangka telah mati oleh Yahudi dan Orang Romawi). Dr. W.B. Primrose, seorang ahli anastesi RS. Royal Glasgow dalam tulisan beliau dalam harian "Thinker Digest" mengatakan, "Bahwa air tersebut disebabkan oleh adanya gangguan syaraf pada pembuluh darah lokal akibat rangsangan yg berlebihan dari proses penyaliban".

Perlu dicari tahu bahwa selain karena rasa sakit apakah gerangan yg membuat Isa jatuh pingsan dlm waktu yg singkat itu?

Adalah rahmat Allah SWT beliau menjadikan Isa pingsan karena menahan sakit, perih, dan lelah dari hukuman tiang salib, namun disaat yg sama dua orang penjahat yg turut dihukum masih nampak siuman, lalu sebab apakah Isa dalam waktu kurang dari tiga jam sudah jatuh tak sadarkan diri?

Jawaban yg logis bisa kita telusuri, pada Yohanes 19: 29-30 tertulis :"Di situ ada suatu benda penuh anggur asam (tertulis Vinegar-bukan wine). Maka mereka mencucukan bunga karang yg telah dicelupkan dalam anggur asam pada sebatang hyssop (tanaman semak yg harum untuk obat) lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam berkatalah ia :"sudah selesai", lalu ia menundukan kepalanya dan menyerahkan nyawanya". Adakah Vinegar ini telah berpengaruh kepada Yesus?

Vinegar memiliki efek stimulasi yg sementara sebagaimana obat amonia yg dicium dan bahkan dipakai untuk menstimulasi budak-budak pengayuh perahu kapal. Memberikan anggur yg dibumbui dengan Myrrh atau kemenyan kepada orang yg akan dihukum mati sebagai usaha untuk menghilangkan rasa sakit (efek narkotik) adalah sesuai dengan kebiasaan Yahudi, seperti yg tertulis : "Dia yg dieksekusi diberi sedikit kemenyan dicampur anggur dalam piala sehingga dia kehilangan kesadaran" (Sahn 43 - Kitab Talmud).

Pada saat menjelang penyaliban Serdadu Roma bukan saja membolehkan pemberian minuman narkotik ini bahkan salah satu dari mereka terbukti membantu meminumkannya pada Yesus (Matius 27:48, Markus 15:36, Lukas 23:36, Johanes 19:29). Vinegar yg disebutkan dlm Injil dalam bahasa Latin disebut Acetum/Acidus/Acere/Acida. Dalam budaya Persia dan Timur Tengah umumnya mengenal Minuman persembahan suci (Haoma Drink). Haoma Drink dibuat dari Juice tanaman Asclepias Acida. Efek minuman ini adalah membuat seseorang menjadi koma (mati suri). Varietas asclepias acida ini di Eropa disebut dengan "Swallowwort". Untuk membuat ramuan Haoma Drink ini perlu keahlian agar takarannya tepat dan Orang-orang dari Golongan Yahudi Essene sangat mahir dalam bidang pengobatan/penyembuhan sangat mengenal ramuan minuman ini. Salah satu efek dari ramuan Swallowwort (Asclepias Acida) ini adalah Extreme sweating and a dry mouth, dan ini sesuai dengan apa yg di alami oleh Isa, "Yesus mengatakan: "Saya haus" (Yohanes 19:28).
Jadi para murid rahasia Yesus (Isa) dari golongan Essenes bekerja sama dengan Pilatus telah memberikan Haoma Drink ini kepada Isa a.s. sebelum beliau di paku di tiang salib dan ini merupakan rencana rahasia untuk menolong Isa. Dan akibat dari ramuan inilah beliau menjadi koma (mati suri) di tiang salib.

Setelah kita mengetahui apa sebab Yesus (Isa) mengalami pingsan yg demikian cepat dalam kurun waktu tiga jam di tiang salib, kini saya ingin mengajak anda kembali pada saat tubuh Isa masih berada di tiang salib.
Meski Injil menerangkan dengan berbeda-beda namun adalah suatu kepastian bahwa pada saat menjelang jam 15 (3 sore) terjadi gemuruh, guntur, gempa, serta langit pun menjadi gelap. Hal ini adalah suatu mukjizat yg mana Allah menampakan gejala alam ini untuk membuat ciut dan takut hati kaum Yahudi yg saat itu berpesta pora disekitar (dekat) lokasi tiang-tiang salib, yg serta merta hati mereka menjadi takut akan kutuk Tuhan atas perbuatan mereka dan lari berhamburan menyelamatkan diri.

Peristiwa ini adalah rencana Tuhan yg karenanya para murid "rahasia" Isa (yg bukan 12 orang itu-mereka semua melarikan diri karena takut) dapat mendekati tiang salib, menurunkan jasad beliau, dan mengurus beliau a.s. Adalah Nikodemus dan Yusuf Arimatea (murid Isa dari golongan Essenes) yg telah meminta jasad Yesus kepada Pilatus. Nikodemus, Yusuf Arimatea, Maria Magdalena, dan murid-murid rahasia lainnya dari Essenes lah yg menolong dan mengurus jasad Isa a.s. setelah diturunkan dari tiang salib (Markus 15:47). Perlu diingat bahwa kondisi dan situasi saat itu sangat genting, karena jika orang Yahudi mengetahui bahwa Isa masih hidup maka mereka akan mencoba untuk membunuh untuk yg kedua kali


5. Kaum Yahudi Ragu dan Tidak Yakin

Caliphas, Ulama besar YahudiOrang - orang Yahudi mulai menaruh curiga. Mereka sama sekali tidak yakin apakah mereka telah membunuh Isa....jangan-jangan...Isa masih hidup(?). Maka setelah hari Sabath mereka datang kepada Pilatus, " Keesokan harinya.....datanglah Imam-Imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus dan mereka berkata, "Tuan, kami ingat bahwa si penyesat sewaktu hidupnya berkata,...Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yg ketiga; jikalau tidak.......penyesatan yg terakhir akan lebih buruk akibatnya daripada yg pertama". (Matius 27:62-64). Orang Yahudi memohon untuk menjaga kubur Isa - perlu difahami bahwa kubur Isa bukan seperi kubur yg kita kenal, melainkan berupa ruang kamar atau gua yg mana terdapat sirkulasi udara masuk.

Kesalahan orang Yahudi adalah bahwa mereka tergesa-gesa menurunkan Isa dari tiang salib (hanya 3 jam lamanya), lalu mereka tidak melakukan hukuman salib (shalb - pematahan tulang dan sumsum) pada Isa karena melihat (menduga, mengira-ngira) bahwa Isa mati, lalu mereka membiarkan jasad Isa diambil oleh murid-murid rahasia Isa tanpa pengawasan mereka, dan yg terakhir mereka telah sangat terlambat mendatangi Pilatus. Karena inilah akhirnya mereka sama sekali berada dalam keraguan dan tidak yakin apakah mereka telah membunuh Isa, terlebih-lebih karena mereka lalai dari melakukan hukuman salib (salb) atas Isa karena terperdaya akan keadaan Isa yg diserupakan seolah telah "mati". Allahu Akbar!!!!!.....Allah Maha Besar!!!!!!!......."Dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka seperti yg mati di atas salib. Sesungguhnya orang-orang yg berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yg dibunuh itu....." (An Nisa 157), lagi sabda Allah , "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya". (Al Imran : 54).

Di manakah Yudas sang Pengkhianat?......


6. Yudas sang Pengkhianat

Sebagian orang percaya bahwa telah terjadi pensamaran wajah antara Yesus (Isa) dan murid beliau yg berkhianat yaitu Yudas Iscariot. Hal ini sangat menarik sekali untuk diteliti bahwa apakah benar Allah telah merubah sedemikian rupa wajah Yudas menjadi wajah Isa? Agak aneh bahwa bagi seorang Kristolog senior seperti Ahmed Deedat sama sekali tidak menyinggung peristiwa ini.

Kita bisa melakukan penyelidikan dari beberapa sudut. Pertama dari keterangan Injil, ke dua dari Al Qur'an, dan ketiga dari sunatullah.
Memang benar bahwa Yudas telah berkhianat kepada Yesus dengan imbalan 30 keping perak untuk memberitahukan dimana Yesus berada, namun perlu diingat bahwa sejak ditangkapnya Yesus maka Yesus selalu berada dalam (ditengah-tengah) kawalan tentara Romawi dan orang-orang Yahudi sejak penangkapan, pengadilan, hingga eksekusi. Sehingga jika ada switch face maka tentu akan ada kegemparan dimana ditemukan dua Yesus. Lagi pula tidak ada keterangan dalam injil atau riwayat dari kalangan Israil bahwa Yesus yg tertangkap itu berteriak-teriak "Aku Yudas !!!...Yudas !!! kalian keliru menangkap !". Bahkan mengenai Yudas pasca penyaliban diriwayatkan bahwa ia sangat menyesal akan perbuatannya dan mati gantung diri...(Matius 27:5). Mengenai riwayat yg konon berasal dari Injil Barnabas, maka hal ini pun diragukan karena Barnabas sendiri termasuk yg melarikan diri jauh-jauh dari diri Yesus saat peristiwa penangkapan itu terjadi.

Dari sudut sunatullah, setiap Nabi mendapatkan ujian masing-masing yg khas dari Allah. Nabi Ibrahim dibakar, Nabi Yusuf di buang ke sumur, Nabi Yunus dibuang kelautan dan dimakan ikan, bahkan Nabi besar kita pun sedemikian terkepung mara bahaya manakala terpojok di dalam sebuah gua sempit sedangkan kaki orang-orang yg ingin membunuhnya nampak di luar gua. Namun semuanya diselamatkan oleh Allah, kesabaran para Nabi dalam menghadapi ujian selalu mendatangkan pertolongan dari Allah, namun tidak pernah Allah menolong dengan cara menggantikan ujian tersebut kepada diri orang lain sehingga bukan sang nabi yg menghadapi ujian namun justru orang lainlah yg mendapatkan ujian tersebut.
Rasulullah saw pun mendapatkan mara bahaya namun tidak pernah kita mendengar riwayat bahwa Allah telah menolong beliau saw dengan merubah wajah seseorang serupa dengan wajah beliau saw. Pertolongan Allah bekerja dengan cara yg latief (halus) melalui ujian, kesabaran, dan keteguhan dari sang Nabi dan para murid (sahabat)nya.
Dari sudut bahasa perkataan syubbiha lahum bukan berarti Nabi Isa disamarkan (diganti) dengan orang lain, hal ini tidak tepat karena sebelum lafad syubbiha tidak disebut nama seseorang yang telah diserupakan dengan nabi Isa, padahal disini ada lafad syubbiha yang majhuwl dan dalamnya ada damir mufrad yang mustatir. Dan menurut hukum nahu damir itu harus terdahulu sebutannya dengan lafad atau makna atau hukum. Dan apabila nabiul fa'il kata syubbiha disebutkan maka itu akan berarti bahwa Nabi Isa lah yg diserupakan wajahnya menjadi rupa orang lain, bukan orang lain yg diserupakan menjadi wajah nabi Isa.
Ringkasnya bukanlah rupa beliau yang disamarkan dengan orang lain, melainkan keadaan (kondisi) beliaulah yg diserupakan/samarkan seolah-olah telah mati.

Ringkasnya riwayat bahwa yg disalib adalah Yudas adalah tidak bersesuaian baik terhadap injil, Al Qur'an, Sunatullah, tata bahasa, maupaun sejarah. Dan jika riwayat ini diterapkan maka akan banyak kegelapan akan sejarah Nabi Isa a.s.

Selanjutnya bagaimanakah proses penyelamatan rahasia Nabi Isa a.s. oleh para murid beliau?


7. Ointment of Jesus (Marham/Salep Isa)

“St. Joseph of Arimathea. The Noble Joseph having taken your Most Pure Body down from the Cross, wrapped it in a clean shroud and anointed it with fragrant spices and laid it in a new tomb. But on the third day You arose, granting the world great mercy”. Inskripsi kuno ini terlukis di Gereja Orthodox Saint George.
Dengan amat menjaga kerahasiaan misi penyelamatan, Yusuf Arimatea dan Nikodemus juga Magdalena membawa jasad Isa yg telah dibungkus dalam kain kafan menuju ruang kubur (gua) dan meletakan beliau di sana serta menutup pintu kubur dengan batu. Yusuf dan Nikodemus adalah kaum Essenes yg terpelajar khususnya dibidang ilmu pengobatan. Merekalah yg merawat dan mengolesi tubuh Yesus dengan salep obat untuk menyembuhkan luka-luka akibat hukuman. Mereka membawa banyak sekali ( 100 Pounds ) rempah-rempah obat myrr dan gaharu untuk diurapi (dilulurkan) ke tubuh Yesus yg terluka (Yohanes 19:39). Perlulah diperhatikan, apalah gunanya obat rempah ini untuk seorang yg sudah wafat? Bagi seorang Yahudi yg wafat adalah tidak boleh hukumnya disentuh-sentuh apalagi dilulur, menurut adat Yahudi haruslah jenazah dikuburkan apa adanya. Namun para murid rahasia Yesus benar-benar mengetahui bahwa beliau masih hidup bahkan mereka sendiri yg menurunkan tubuh Yesus dari tiang salib, jadi hal ini memang menunjukan telah dipersiapkannya suatu rencana rahasia oleh para sahabat (murid) rahasia Yesus untuk menyelamatkan Yesus.

Oinment of Jesus alias marham Isa (salep Isa) sangat mahsyur sekali, mengenai salep obat ini banyak sekali pustaka pengobatan kuno baik yg berbahasa Ibrani, Persia, Yunani, dan Arab yg memuat perihal salep yg memiliki daya sembuh atas luka ini, dan diakui bahwa riwayat salep ini adalah pada awalnya untuk mengobati luka-luka Yesus/Isa a.s. Mengenai Marham Isa ini terdapat di Kitab Kuno Qanun karya Bapak Kedokteran Abu Sina (Aviciena) dan banyak lagi (bisa dilihat langsung di www.tombofjesus.com/Ointment.htm). Berikut adalah daftar Kitab yg menulis tentang Salep/Marham Isa :

Qanun, by Shaikh-ul-Rais Bu Ali Sina, Vol. III, page 133.
Sharah Qanun, by Allama Qutb-ud-Din Shirazi, Vol. III.
Kamil-us-Sanaat, by Ali Bin-al-Abbas Al-Majoosi, Vol. III, page 602.
Kitab Majmua-i-Baqai, Muhammad Ismail, Mukhatif az Khaqan by Khitab pidar Mohammad Baqa Khan, Vol. II, page 497.
Kitab Tazkara-i-Ul-ul-Albab, by Shaikh Daud-ul-Zareer-ul-Antaki, page 303. Qarabadin-i-Rumi, compiled about the time of Jesus and translated in the reign of Mamun al-Rashid into Arabic, see Skin Diseases.
Umdat-ul-Muhtaj, by Ahmad Bin Hasan al-Rashidi al-Hakim. [Ghulam Ahmad says: "In this book, Marham-i-Isa, and other preparations have been noted from a hundred, perhaps more than a hundred books, all these books being in French."]
Qarabadin, in Persian, by Hakim Muhammad Akbar Arzani -- Skin Diseases. Shifa-ul-Asqam, Vol. II, page 230. Mirat-ush-Shafa, by Hakim Natho Shah -- (manuscript) Skin Diseases.
Zakhira-i-Khawarazm Shahi, Skin Diseases.
Sharah Qanun Gilani, Vol. III. Sharah Qanun Qarshi, Vol. III.
Qarabadin, by Ulwi Khan, Skin Diseases.
Ilaj-ul-Amraz, by Hakim Muhammad Sharif Khan Sahib, page 893.
Qarabadin, Unani, Skin Diseases.
Tuhfat ul-Momineen, on the margin of Makhzan-ul-Adwiya, page 713. Muhit Fi-Tibb, page 367.
Aksir-i-Azam, Vol. IV, by Hakim Muhammad Azam Khan SahibAl Mukhatab ba Nazim-i-Jahan, page 331. Qarabadin, by Masumi-ul-Masum bin Karam-ud-Din Al-Shustri Shirazi.
Ijala-i-Nafiah, Muhammad Sharif Dehlavi, page 410.
Tibb-i-Shibri, otherwise known as Lawami Shibriyya, Syed Hussain Shibr Kazimi, page 471.
Makhzan-i-Sulaimani, translation of Aksir Arabi, page 599, by Muhammad Shams-ud-Din Sahib of Bahawalpur.
Shifa-ul-Amraz, translated by Maulana Al-Hakim Muhammad Noor Karim, 282.
Kitab Al-Tibb Dara Shakohi, by Nur-ud-Din-Muhammad Abdul Hakim, Ain-ul-Mulk Al-Shirazi, page 360. Minhaj-ud-Dukan ba Dastoor-ul-Aayan fi Aamal wa Tarkib al-Nafiah lil-Abdan, by Aflatoon-i-Zamana wa Rais-i-Awana Abdul-Mina Ibn Abi Nasr-ul-Atta Al Israili Al-Harooni (i.e., Jew), page 86.
Zubdat-ul-Tabb, by Syed-ul-Imam Abu Ibrahim Ismail bin Hasan-ul-Husaini Al-Jarjani, page 182.
Tibb-i-Akbar, by Muhammad Akbar Arzani, page 242.
Mizan-ul-Tibb, by Muhammad Akbar Arzani, page 152.
Sadidi, by Rais-ul-Mutakalimin Imamul Mohaqq-i-qin Al-Sadid-ul-Kazrooni, Vol. II, page 283.
Hadi Kabir, by Ibn-i-Zakariya, Skin Diseases.
Qarabadin, by Ibn-i-Talmiz, Skin Diseases.
Qarabadin, by Ibn-i-Abi Sadiq, Skin Diseases.

Demikianlah Jasad Yesus yg telah dilulur oleh obat rempah ditidurkan di dalam ruang kubur (gua) dan berada dalam perawatan dari murid-murid rahasia beliau.


8. Yesus bangkit = Tanda Nabi Yunus a.s.

Seperti kita ketahui bersama bahwa Isa a.s. diturunkan dari tiang salib pada Jum'at petang dan diselamatkan serta dimasukan ke dalam gua kubur oleh para murid rahasia beliau sekitar jum'at malam (malam sabtu), dan sejak itu mendapatkan perawatan secara rahasia dari para murid-murid beliau dari golongan Essene.

Pada hari minggu pagi Maria Magdalena berjalan sendirian menuju kubur gua Isa (Markus 16 : 9 dan Yohanes 20 :1). Untuk apa Maria pergi ke sana? Jawabannya adalah untuk meurapi (melulur, meminyaki) Isa (Markus 16 : 1). Meminyaki dalam bahasa Yahudi disebut "Masaha" artinya mengusap, memijati. Jika Yesus dipercaya telah wafat, maka apa gunanya memijit/mengusap jenazah? Apa gunanya memijat tubuh mayat yg sudah mengalami proses pembusukan? Jadi hal ini membuktikan bahwa Isa a.s. memang hidup manakala diturunkan dari tiang salib dan oleh para murid rahasia beliau dirawat dengan berbagai rempah obat. Jadi Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus adalah untuk mengobati tubuh beliau.

Manakala Maria tiba dikuburan, dia terkejut karena melihat batu penutup pintu kubur sudah bergeser (terbuka), dan di dalam gua kubur tubuh Yesus sudah tiada. Beliau bertanya dalam hati siapa gerangan yg telah menggeser batu? Orang Nasrani percaya bahwa Yesus telah bangkit dari matinya, perlu ditanyakan untuk apa hantu yg bangkit dari matinya menggeser batu, karena bagi ruh, spirit, atau hantu dia dapat bergerak melintasi materi apapun tanpa hambatan, jadi kenapa spirit harus menggeser batu? Jadi inilah kesalahan orang Nasrani yg menganggap Yesus wafat di salib (untuk menebus dosa) dan bangkit dari matinya. Yg sebenarnya adalah Yesus (Isa) sembuh dan siuman serta bangun dan berjalan ke luar kubur, sudah barang tentu sebagai manusia biasa dia harus menggeser batu untuk dapat keluar dari gua kubur.
Perhatikanlah, peristiwa ini adalah penggenapan atas apa yg telah dikatakan oleh Yesus (Isa) jauh sebelum peristiwa penyaliban. Manakala orang-orang Yahudi tetap tidak mau mengerti dan menerima misi kerasulan beliau, dan orang-orang Yahudi itu tetap meminta tanda-tanda ajaib kepada Yesus. Yesus menjawab : "Apabila orang banyak datang berkerumun kepadanya, mulailah Yesus bertutur demikian : “Adapun bangsa ini ialah suatu bangsa yg jahat; ia menuntut suatu tanda ajaib, tetapi tiadalah akan diberi tanda lain padanya, melainkan tanda ajaib Nabi Yunus. Karena sama seperti Yunus menjadi suatu tanda ajaib kepada orang Ninewe, sedemikian juga anak manusia kepada bangsa ini”. (Lukas 11 :29-30).

"Karena sama seperti Yunus di dalam perut ikan raya tiga malam lamanya, demikian anak manusia akan ada di dalam hati bumi kelak tiga hari tiga malam lamanya" (Matius 12:40)

Perlu sangat diperhatikan bahwa Yesus menyebut dirinya ANAK MANUSIA, jadi sangat aneh kalau orang Nasrani menganggap beliau sebagai putera Allah.

Jadi bagi orang Yahudi tiada tanda ajaib akan diberikan kecuali tanda ajaib yg seperti mukjizat Nabi Yunus. Bagaimanakah tanda ajaib Nabi Yunus itu? Seperti kita ketahui bahwa Nabi Yunus diutus oleh Allah, dan seperti yg terdapat dalam riwayat Al Qur'an dan Injil bahwa Nabi Yunus berlayar dengan sebuah kapal, ditengah Samudera datang badai dan orang-orang dikapal percaya bahwa untuk membuang sial maka harus ada satu orang yg dilemparkan kelaut.
Singkat cerita Nabi Yunus lah yg dilemparkan ke laut dalam kondisi HIDUP. Dan di laut Nabi Yunus ditelan oleh Ikan Paus dan masuk ke dalam perut Ikan, apakah beliau mati? Tidak! Karena di dalam perut ikan Nabi Yunus berdo'a, apakah orang yg telah mati perlu berdo'a mohon selamat? tentu tidak. Setelah tiga hari tiga malam di dalam perut Ikan, maka Ikan itu memuntahkan keluar Nabi Yunus dari dalam perutnya, apakah dalam keadaan mati? tidak! beliau tetap HIDUP, dan beliau menemui orang Ninewe dan mereka pun menerima Nabi Yunus.
Jadi perhatikanlah tanda ajaib Nabi Yunus a.s. beliau di hukum dalam keadaan HIDUP (tidak diganti oleh orang lain), di dalam perut ikan dalam keadaan HIDUP, dan keluar dari perut ikan dalam keadaan HIDUP. Inilah tanda ajaib (mukjizat) yg sama yg akan di alami Yesus (Isa), Yesus dihukum dalam keadaan HIDUP (tidak digantikan oleh orang lain), beliau di masukan ke dalam perut bumi (gua kubur) dalam keadaan HIDUP, dan beliau siuman dari pingsan dan keluar dari perut bumi (gua kubur) dalam keadaan HIDUP.

Dan sebagaimana Nabi Yunus a.s. menemui umat beliau di Ninewe dan mereka menerima beliau, demikian juga Nabi Isa menemui murid beliau dan mencari domba-domba (suku/tribes) Israil yg tersesat di luar kandang (pada saat zaman Yesus lahir hanya ada 2 suku Israil di Yerusalem sedang ke -10 suku Israil yg lain berada di negeri-negeri di luar Yerusalem). Mengenai hal ini akan saya jelaskan pada tulisan yg lain.

Sampai di sini gugurlah sudah modal orang Nasrani yg mempercayai Yesus (harus) mati di tiang salib untuk menebus dosa-dosa, dan bangkit lagi dari matinya.


9. Menemui Murid-murid & menunjukan luka-luka

Seperti telah saya jelaskan bahwa Maria Magdalena yg datang bermaksud untuk merawat Isa terkejut karena melihat pintu batu gua telah bergeser dan mendapati Isa sudah tidak ada di dalamnya.

Isa tidak pergi kemana-mana, ia masih ada disekitar pekuburan itu (dengan menyamar sebagai tukang kebun) dan melihat Maria Magdalena yg kebingungan. Beliau menghampiri dari belakang dan berkata, “ Ibu mengapa engkau menangis, siapa yg engkau cari?” (Yohanes 20 : 15).

Maria Magdalena tidak mengenali Yesus yg menyamar sebagai tukang kebun itu, “ Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadanya” (Yohanes 20:15).

Mengapa Yesus harus menyamar? Karena beliau mengetahui jika orang Yahudi mengetahui keberadaannya maka mereka akan menangkap kembali dan mencoba membunuhnya lagi. Bagi seseorang yg telah mati, untuk apa takut mati lagi? Ini adalah alasan sangat logis bahwa Yesus/Isa memang tidak terbunuh di tiang salib, dan belum wafat.

Yesus sendiri mengatakan bahwa bagi seseorang hanya akan mengalami satu kematian bukan dua, “dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” ( Ibrani 9:27).

Maria masih tidak mengenali Yesus sampai Yesus menyebut namanya, barulah ia mengenal (dari cara Yesus menyebut namanya) bahwa tukang kebun ini rupanya gurunya, gembira lah dia dan langsung ingin merangngkul gurunya. Namun Isa a.s. berkata, “Janganlah engkau memegang aku”. (Yohanes 20:17). Kenapa Maria tidak boleh menyentuhnya? Pertama karena tubuh beliau meski sudah pulih tentu masih mengalami nyeri, dan kedua beliau tidak ingin ada orang lain yg mencurigai penyamarannya. Dan Yesus menjelaskan kepada Maria bahwa beliau bukanlah hantu atau ruh namun beliau masih manusia yg hidup, beliau berkata, “Sebab aku belum pergi kepada Bapa” (Yohanes 20:17). Maksud Yesus tak lain adalah Saya belum wafat, saya belum ke alam baqa, atau saya masih hidup.

Lalu Isa pergi dan ditengah perjalanan ia bertemu dengan dua orang muridnya yg sedang menuju Emmaus. Dihampirinya mereka oleh Isa dan mereka berjalan bersama-sama sambil bercakap-cakap. Selama perjalan ke dua murid Yesus ini tidak mengenali Yesus, sampai ketika mereka makan bersama dimana kedua murid Isa mengajak Isa untuk turut serta makan bersama. “Waktu ia duduk makan dengan mereka, ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka” (Lukas 24:30).

Dari cara Isa mengucapkan berkat dan membagikan makanan barulah tersadar ke dua murid Isa bahwa yg selama ini ada bersama mereka adalah guru mereka, namun manakala mereka menyadari hal ini Isa a.s. telah berlalu dan pergi meninggalkan mereka. Kedua murid Isa menceritakan hal ini kepada murid-murid yg lain namun tentunya tidak seorang pun mempercayai ini, karena bagi mereka guru mereka telah wafat (perlu diingat bahwa murid-murid beliau tidak ada yg berada dekat beliau dan menyaksikan hukuman tiang salib yg beliau jalani). “Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yg lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya”. (Markus 16:13)

Singkat cerita, Isa menemui murid-murid beliau, “Datanglah Yesus dan berdiri ditengah-tengah mereka” ( Yohanes 20:19). Kaum Kristiani percaya bahwa Yesus muncul secara tiba-tiba ditengah murid-murid (seperti awak film Star Trek), kenapa mereka mempercayai hal ini? Karena umat Kristiani mempercayai bahwa Yesus bukan manusia dan bisa melakukan hal-hal yg ajaib. Padahal hal ini tidak benar, kata “datanglah” itu sendiri menunjukan bahwa Isa tidak muncul tiba-tiba, layaknya seperti ketika anda berkata ,”Ayah datang”. Apakah ayah anda muncul tiba-tiba (seperti awak Star Trek)? Yg benar adalah anda melihat ayah anda datang berjalan menghampiri anda.

Namun dikarenakan khabar yg mereka dengar selama ini adalah Isa telah meninggal, maka mereka tetap menunjukan ekspresi wajah terkejut, dan takut. Oleh karena itu Isa berkata, “Kata Yesus kepada mereka,”Damai sejahtera bagi kamu tetapi mereka terkejut dan takut” (Lukas 24: 36-37). Lihatlah rekasi yg berbeda antara Maria Magdalena dengan para murid Isa manakala melihat gurunya, kenapa? Maria Magdalena bergembira melihat gurunya itu karena memang sedari awal ia mengetahui bahwa gurunya tidak wafat, dan dia setia merawat sang guru. Sedangkan para murid Isa ini mendengar khabar bahwa gurunya telah wafat karena mereka meninggalkan gurunya, bahkan sekarang mereka menyangka Isa sebagai hantu, “mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu”(Lukas 24:37).

Melihat para murid beliau nampak “pucat” karena takut, maka beliau pun menjelaskan bahwa beliau bukan hantu namun manusia yg terdiri dari darah, daging, dan tulang bahkan beliau menunjukan dan menyuruh murid beliau untuk menyentuh bagian-bagian tubuh beliau yg terdapat bekas luka. “Lalu Yesus bertanya kepada mereka itu : “Apakah sebabnya kamu terkejut? Dan apakah timbul wasangka di dalam hati kamu?” Tengoklah tanganku dan kakiku, inilah aku sendiri. Jamahlah aku, dan lihatlah, karena hantu tiada berdaging dan tulang seperti yg kamu lihat ada padaku”

“Setelah ia berkata demikian, ditunjukannya kepada mereka itu tangannya dan kakinya” (Lukas 24:38-40)

“Lalu ia pun bersabda kepada Tomas : “Ulurkanlah jarimu, lihatlah tanganku, dan ulurkanlah tanganmu serta letakan di rusuk-ku, dan janganlah engkau syak, melainkan yakinlah” (Yahya 20:27)
Demikianlah Nabi Suci Isa a.s. telah menemui para murid beliau dan menjelaskan kepada mereka bahwa beliau hidup dan lolos dari kematian terkutuk di tiang salib. Allahu Akbar..!!!..Allah Maha Kuasa menolong hamba-Nya..!!!

Meski demikian kondisi beliau belumlah sepenuhnya aman, karena jika keberadaan beliau diketahui oleh kaum Yahudi maka tentu mereka akan mencoba untuk membunuh beliau lagi. Lalu bagaimanakah kisah perjuangan suci beliau a.s. dalam melaksanakan misi kerasulan beliau selanjutnya?


10. Kemanakah domba-domba Israil yg hilang?

Sebelum kita lanjutkan perjalan kita menelusuri perjuangan suci Nabi Allah Isa a.s. maka ada baiknya kita kembali mengingat kepada siapakah Nabi Isa a.s. diutus. Dalam Al Qur’an Allah bersabda : “Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, “Hai Bani Israil sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu (Bangsa Yahudi)”. (Ash Shaff :6).

Seperti yg dikisahkan dalam Al Qur’an bahwa bangsa Israil terdiri dari 12 suku dan hanya untuk 12 suku (domba) Israil inilah beliau a.s. diutus dan tidak untuk semua bangsa (kaum). Jadi alangkah anehnya jika ada yg berfaham bahwa Nabi Isa israil ini akan turun kembali pada akhir zaman untuk semua umat manusia.

“Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yg masing-masingnya berjumlah besar” (Al A’raaf 160).

“Aku diutus hanya kepada domba-domba yg hilang dari umat Israil”. (Matius 15:5-6).

Mengapa Nabi Isa a.s. menyebut domba-domba Israil yg “hilang”? Nampaknya ini bukan kata yg tiada makna. Jadi haruslah kita membuka kembali lembaran sejarah dan arkeologis bangsa Yahudi. Tanpa berpandukan kepada fakta sejarah maka kita akan tersesat dengan sendirinya.


11. Sejarah Bangsa Israil

Kerajaan Israil berdiri tahun 1020 SM. Di pimpin oleh tiga orang raja-nya, yaitu :
Saul (1020 SM - 1000 SM)
Daud / David (1000 SM – 961 SM)
Sulaiman / Solomo (961 SM – 922 SM)

Namun sejak sepeninggalan Nabi Sulaiman, kerajaan Israil terpecah menjadi dua yaitu kerajaan Israil Utara (Samaria) dan kerajaan Israil Selatan (Yudea-Yerusalem).

Kerajaan Israil Utara terdiri dari 10 suku Israil, yaitu :
Ruben
Simeon
Lewi
Isakhar
Zebulon
Dan
Yusuf
Naftali
Gad
Asyer

Dan dipimpin oleh raja pertamanya yaitu Jerobeam (922 SM – 901 SM), dan raja terakhirnya Hosea (732 SM – 724 SM).

Kerajaan Israil Selatan (Yerusalem) terdiri dari 2 suku, yaitu :
Yehuda
Benjamin

Dan dipimpin oleh raja pertamanya yaitu Rehobeam (922 SM – 915 SM), dan raja terakhirnya Zedekia (597 SM – 587 SM).

11.1 Era Assyria

“After many years of paying heavy levies, Israel and Judea as well as Damascus (in modern Syria) openly rebelled against the Assyrians by refusing to pay. The Assyrians, under King Tiglath Pilerser III, who ascenden the thorne in 744 B.C.E., respondedn militarily. They set siege to Damascus and killed its King, Rezin.”

“As for the northern kingdom of Israel, Tiglath Pileser annexed the Golan, the Galilee, and the Jezreel valley outright. Large posrtion of the Israelite population were exiled from Israel and replaced by settlers from Syria and Mesopotamia”

“…King Hosea (Israel) signed a pact with Egypt in 727 B.C.E. assuring their alliance against the Assyrians. When Hoshea refused to pay tribute to Tighlat Pileser’s successor, Shalmanesar V, the Asyrians attacked. By 722 B.C.E., the Asyrians destroyed the northern Kingdom of Israel and captured its Capital at Samaria.” (
http://www.jewishhistory.com/)

Pada tahun 722 SM, Kerajaan Asyria yg saat itu dipimpin oleh Raja Shalmanesar V menyerbu dan menaklukan kerajaan Israil Utara yg saat itu di pimpin oleh Raja Hosea (Raja terakhir Israil Utara). Oleh Raja Assyiria ke 10 suku Israil yg tinggal di tawan dan di bawa keluar tanah air mereka menuju Assyiria. Diceritakan dalam Kitab Nabi Edras bahwa 10 suku Israil ini melarikan diri dari syiria namun tidak menuju ke tanah air mereka namun bermigrasi ke timur jauh ke suatu negeri yg bernama Asareth (Nazara atau Azara). Sehingga sejak tahun 721 SM di Samaria sudah tidak terdapat satu pun suku Israil.

11.2 Era Babylonia

“By the seventh century B.C.E., Assyrian supremacy over the Near East began to wane. In 612 B.C.E., the Babylonian King, Nabopolassar, overthrew Assyrian domination and laid claim to its lands, including Judea”.

“Nebuchadbezzar II, the son of Nabopolassar, ascended the throne in 605 B.C.E.,and Judea was subjugated as a vassal state. When in ca. 598 B.C.E., King Jehoiachin of Judea refused to pay tribute, Nebuchadnezzar responded with military force. He captured Jerusalem in 597 and banished Jehoiachin to Babylon with 10.000 other Judeans, among whom was the prophet Ezekiel.”

“After Jehoiachin’s exile, Nebuchadnezzar replaced him with Zedekiah, whom he considered more cooperative with Babylonian policies imposed in the region. Nebuchadnezzar’s own chronicle of the battle for Jerusalem from ca. 597 B.C.E. provides a historical record of the siege of Jerusalem. In it, he details how he “encamped against the city of Judah (Jerusalem) and on the second day of Adar, he seized the city and seized the king.”

“When a new Jewish king several years later rebelled against Nebuchadnezzar, the Babylonians ransacked Jerusalem, destroyed the Temple, and deported the majority of the remaining population to Babylon in 586 B.C.E.

“Unlike the Assyrian deportation of Israelites from the northern kingdom of Israel in 722 B.C.E. that resulted in the lost ten tribes through assimilation into Assyrian culture, the deported Judeans formed their own community in Babylon and retained their religion and practices…”

“By the late 7th century, babylonia and Egypt ere caught up in a power struggle. In 601 B.C.E. Nebuchadnezar’s armies attacked Egypt, an event that led to the revolt of Jehoiakim, King of Judea, against Babylon. The Judean King and his ministers were pro-Egyptian, and against the warning of the prophet Jeremiah, they aligned themselves with Paraoh Necho of Egypt. In 597 B.C.E., however, Babylonian armies marched into Judea and besieged Jerusalem. Jehoiakim died and his son Jehoiachin became King.”

“Soon thereafter, Babylonian forces entered Jerusalem and the young Jehoiachin was exiled to Babylon with 10.000 subjects. A Babylonian ration list suggest King Jehoiachin and his family were treated well while in captivity. The Babylonians anointed Jehoiachin’s uncle Zedekiah, as King. Subsequently, King Zedekiah began to wothhold the requisite payments of tribute to the Babylonians, and nebuchadnezzar sent his forces once more into Jerusalem in 587 B.C.E. This time Jerusalem was captured, the Temple was destroyed and large portion of the population were deported to Babylon”. (http://www.jewishhistory.com/)

Pada tahun 603 SM dominasi kekuatan Assyiria direbut oleh kerajaan Babylonia. Dan pada tahun 587 SM Yerusalem dihancurkan oleh raja Nebukadnezar. Dan seperti Raja Assyiria, Raja Nebukadnezar pun menawan dan membawa keluar 2 suku Bani Israil yg ada di Yesrusalem ke Babylonia, Media (Persia), dan Ghaur (kawasan pegunungan Afghanistan).

11.3 Era Persia

“The conquest of Babylon by Cyrus, the King of Persia, was a turning-point in the history of the Jewish people. Cyrus' policy of religious tolerance was manifested in the return of the various people exiled by the Babylonians to the countries of their origin. By decree, which was recorded on the Cyrus Cylinder of ca. 538 B.C.E., Cyrus permitted the return of the Jews to Judea and the right to rebuild the holy Temple. Under Persian rule from 538-332 B.C.E., the Jews enjoyed a large degree of political autonomy and religious freedom. In fact, silver coins from ca. 350 B.C.E. attest to prestige of the Judea province within the Persian Empire.” (http://www.jewishhistory.com/)
Dan pada periode 538 SM – 332 SM Kekuatan Babylonia direbut oleh Kerajaan Persia oleh Raja Cyrus dan pada era tersebut ke 2 suku Bani Israil kembali menuju tanah air mereka di Yerusalem.

Dari fakta sejarah ini dapatlah kita ketahui bahwa hanya ada dua “domba” yg tinggal di kandang, sementara 10 “domba” Israil yg lain tersebar di negeri-negeri Timur sepanjang Syam (Syiria), Persia, Afghanistan, kasymir (Hindustan Utara), bahkan hingga Tibet (perbatasan Cina). Sekarang sudilah pembaca yg budiman merenungkan kembali misi kerasulan Yesus (Isa) a.s. bahwa beliau ditugaskan untuk seluruh 12 suku Israil. Sedangkan kita mengetahui bahwa semenjak beliau lahir sampai dengan beliau di hukum di tiang salib beliau selalu berada di Yerusalem (Israil). Itu artinya selama periode itu Nabi Isa a.s. baru menyampaikan tugas risalah beliau kepada 2 suku Israil. Lalu jika beliau naik ke langit maka bagaimana beliau bisa merampungkan tugas kerasulan beliau? Bagaimana beliau mempertanggung jawabkannya kepada Allah? Apakah Allah akan membiarkan 10 suku Israil yg lain tanpa bimbingan Nabi nya selama 2000 tahun lebih?
Jadi inilah misteri fakta sejarah yg selama ini ditutup-tutupi, demi menyebarkan pemahaman bahwa Isa a.s. naik ke langit, demi mendukung bahwa Yesus anak Allah yg naik ke syurga. Namun di sisi lain hal ini membuktikan bahwa beliau a.s. memang pergi secara diam-diam meninggalkan Yerusalem untuk mencari domba-domba Israil yg ada di negeri-negeri timur.


12. Jejak Bangsa Israil di negeri-negeri Timur (Fakta Sejarah)

Dalam Matius 2:2, dikatakan bahwa Bintang yg menjadi tanda lahirnya Isa a.s. nampak di Timur, dan orang-orang Bijak dari negeri-negeri Timur yg mengerti akan tanda bintang ini melakukan perjalanan jauh ke arah bintang di barat dimana terdapat negeri kelahiran Isa a.s. (Nazareth). Orang-orang dari negeri timur manakah yg mengerti akan tanda bintang mengenai kelahiran seorang Nabi Israil? Apakah sembarang orang timur? Ataukah orang-orang Israil yg menetap di negeri – negeri timur? Hanya orang-orang Israil lah yg mengerti dan menunggu-nunggu tanda-tanda yg ada dalam nubuatan Israil. Jadi hal ini sendiri sudah membuktikan bahwa bintang tanda kelahiran seorang Nabi Israil juga nampak dan ditampakan oleh Allah kepada bangsa-bangsa Israil yg berada di negeri timur nun jauh.

Beberapa Bangsa di timur yg mana terdapat jejak bangsa Israil antara lain :

12.1. Jejak Israil pada Bangsa Chazar

Berdasarkan penilitian arkeologi bangsa ini terbentuk dari asimilasi suku asli setempat yaitu suku Turki Kuno dengan suku pendatang yaitu Yahudi. Suku ini menempati kawasan di Asia Barat.

“A people of Turkish origin whose life and history are interwoven with the very beginnings of the history of the Jews of Russia. The kingdom of the Chazars was firmly established in most of South Russia long before the foundation of the Russian monarchy by the Varangians (855). Jews have lived on the shores of the Black and Caspian seas since the first centuries of the common era. Historical evidence points to the region of the Ural as the home of the Chazars. Among the classical writers of the Middle Ages they were known as the "Chozars," "Khazirs," "Akatzirs," and "Akatirs," and in the Russian chronicles as "Khwalisses" and "Ugry Byelyye." (http://www.jewishencyclopedia.com)

12.2. Jejak Bani Israil di Asia Tengah

“The beginning of a Jewish settlement in the area around Bukhara may go back as far as the 7th century BCE when the Jews were exiled by the Assyrians(II Kings 17:6). It is to this date that the Bukharan Jews themselves trace their heritage…”
“Bukharan Jews have traditionally maintained that Bukhara is the Hador mentioned in the Bible (Second Kings 17:6) to which Assyria exiled the ten lost tribes of Israel during the seventh century B.C.E.”
“When Cyrus the Great, king of Persia, conquered the Babylonians in 538 B.C.E., he issued an edict allowing Jews in exile to go home to Jerusalem. Some did, but many elected to remain in Persia, a land which must have seemed more hospitable than the rocky, arid wasteland of Judaea.”

“The Book of Esdras (Apocypha) recount that a large number of Persian Jews migrated east around this time to a place called Asareth. Biblical scholars may not concur on the exact location of Asareth, but they do agree that the book of Edras was written between 150 and 50 B.C.E., about the same time as the book of Daniel.”

Jelas bahwa 10 suku Bani Israil setelah pengusiran dari tanah air mereka telah mengembara hingga Asia Tengah (Samarkand & Bukhara). Dan juga meneruskan perjalanan ke Timur menuju Persia, Afghanistan, bahkan sampai ke India dan Tibet. Meski kini mayoritas penduduk Samarkand dan Bukhara memeluk Islam, namun masih ada sekelompok minoritas penduduknya yg tetap memeluk agama Yahudi.

12.3. Jejak Bani israil pada Bangsa Afghan

Kesaksian sejarah dari Kitab Sejarah Islam antara lain :

Dalam Kitab Tabqat e Nasri yg mencantumkan penaklukan Afghanistan oleh Jengis Khan, di dalamnya tertulis bahwa pada zaman Dinasti Syabnisi, di sana tinggal suatu kaum yg disebut Bani Israil, sebagian dari mereka adalah Saudagar. Orang-orang ini pada tahun 622 M (pada zaman Rasulullah saw) menetap di kawasan Herat. Sahabat Khalid ibn Walid r.a. datang menemui mereka dan menyeru mereka kepada Islam. Lima atau enam kepala suku mereka ikut serta dengan Khalid menemui Rasulullah saw, diantar kepala suku tersebut adalah Qes (Kish/Kisy). Orang-orang ini akhirnya menerima Islam dan ikut bertempur bersama Rasulullah saw. Rasulullah memberi nama baru kepada Qes yaitu Abdul Rasyid dan memberikan nama julukan dengan nama dari Ibrani yaitu Pathan.

Dalam Kitab Majma’ul Ansab, Mullah Khuda Dad menulis, Bahwa Putra sulung Yakub adalah Yehuda, putra Yehuda adalah Usrak, putra Usrak adalah Aknur, Puta Aknur adalah Ma’alib, putra Ma’alib adalah Farlai, putra Farlai adalah Qes, putra Qes adalah Thalut, putra Thalut adalah Armea, dan putra Armea adalah Afghan dan anak keturunannya adalah bangsa Afghan. Afghan hidup sezaman dengan Nebukadnezar. Generasi ketururunan ke 34 dari Afghan barulah lahir Qes yg hidup sezaman dengan Rasulullah saw yg kemudian memeluk Islam. (Termuat dalam buku A Nature of a Visit to Ghazni, Kabul, and Afghanistan, by G.T. Vigne – 1840).

Dalam Kitab sejarah Makhzan e Afghani oleh Khawaja Ni’matullah Herati yg ditulis pada tahun 1018 Hijriah, diterjemahkan oleh Prof. Bernhard Doran dari Kharqui University, terbitan London tahun 1836, kita dapati bahwa Bangsa Afghan bernenek moyang kepada Israil yaitu kepada Raja Thalut (Saul) dari putranya Armea (Armiya). Ditulis pula bahwa Nebukadnezar telah membuang bangsa Bani Israil ini ke kawasan pegunungan di Ghaur, Ghazni, Herat, Kabul, Khandar (Khandahar), dan Koh Firoz.
Kesaksian sejarah dari para Peneliti Sejarah lain :

Rabi Ben Yamin dari Toledo (Spanyol) yg pada abad ke-12 melakukan ekspedisi pencarian suku-suku Israil yg hilang, dia menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi telah menetap di Cina, Iran, dan Tibet.

Josephus yg menulis sejarah kuno orang Yahudi pada tahun 93 Masehi, di dalam jilid 11 bukunya menjelaskan tentang kaum Yahudi yg kembali dari penawanan bersama Nabi Ezra. Dia menjelaskan bahwa 10 suku sampai saat ini berdiam di seberang timur sungai Euphrat (Persia), dan jumlah mereka sangat banyak. Santo Jerome yg hidup pada abad ke 5 Masehi menjelaskan bahwa pada zaman Nabi Hosea 10 suku bani Israil masih berada sebagai tawanan Raja Pathryia.
Count Juan Steram menulis bahwa orang-orang Afghan mengaku bahwa Nebukadnezar membuang mereka ke kawasan Ghaur (Afghanistan) setelah kejatuhan Yerusalem.

Dalam buku Histrory of Afganistan oleh L.P. Ferrier yg diterjemahkan oleh Capt. W.M. Jasse, terbitan London 1858. Tertulis sebuah riwayat bahwa tatkala Nadir Syah tiba di Peshawar untuk menaklukan Hindustan, maka para tokoh suku Yusuf Zai mempersembahkan kepadanya sebuah Bibel yg bertuliskan bahasa Ibrani dan juga beberapa barang perabotan dari suku mereka yg dipergunakan untuk menjalankan ritual agama kuno mereka. Ikut dalam perkemahan Nadir Syah beberapa orang Yahudi, manakala Nadir Syah memperlihatkan barang-barang tersebut kepada orang Yahudi maka seketika itu pula mereka mengenali barang-barang tersebut sebagai barang-barang orang Yahudi.
Singkat nya fakta dari Kitab-kitab sejarah, arkeologi, dan anthropologi telah membuktikan dengan terang benderang bahwa bangsa-bangsa yg menempati kawasan negeri Afghanistan adalah berasal dari bani Israil, bahkan orang Afghan sendiri mengakui bahwa mereka ada Bene (Bani) Israil.

Suku – suku Bani Israil di Afghanistan saat ini telah memeluk agama Islam, namun mereka menganggap diri mereka sebagai bani Israil (keturunan Israil) dari anak keturunan Kish, keturunan Raja Saul.

Beberapa Tradisi Bangsa Pathan yg sama dengan tradisi Israil seperti menyunat anak usia 8 hari, berpakaian model Tizzit, menyalakan lilin pada jum’at malam, bangsa pria pasthun bertradisi menikahi janda kakak ipar yg belum memiliki anak (sama seperti Israil – ulangan 25: 5-6).

12.4. Bangsa Kasymir (India Utara)

Kashmir terletak di India Utara dan Barat Nepal. Meski demikian penampilan fisik mereka berbeda dengan orang India pada umumnya. Orang Kashmir pun mengnggap diri mereka sebagai Bene Israil (keturunan Israil). Daerah-daerah di Kashmir pun dinamakan sama dan mirip dengan daerah-daerah di tanah air mereka di Israil.
Nama tempat-tempat di Kasymir :
Kabul, Punch, Zaida, Hamasy, Gilget, Tibet, Lhasa, Leddha, Suret, Skit.
Nama tempat-tempat di Israel :
Kabul, Punisia, Zaidan, Himas, Golgota, Tibet, Lasya, Laddha, Syur, Sihi.

Bahkan kata Kasymir itu sendiri berasal dari “ka (mirip) seir” dimana Seir adalah salah satu kota di Israil. Ingat juga dalam Injil dikatakan bahwa Musa muncul dari Tursina dan Isa muncul dari Seir. Orang Ksymir menghormati hari sabath, menyunat anak pada usia 8 bulan, dan merayakan beberapa hari raya Israil.

Dr. Bernier dalam bukunya Travel in The Moghul Empire menulis : “Yakni, tidak diragukan lagi bahwa orang-orang Kashmir adalah Bani Israil. Dan pakaian mereka, wajah mereka, serta beberapa tradisi mereka secara telak menyatakan bahwa mereka berasal dari rumpun keluarga Bani Israil.
Dalam buku Dictionary of Geography oleh A.K. Johnston, pada halaman 250, tentang kata Kashimiri tertulis : “Penduduknya berpostur tinggi, kekar, gagah. Dan kaum wanitanya manis, cantik, berhidung bengkok, rupa dan penampilan mereka betul-betul menyerupai orang-orang Yahudi (Tidak menyerupai bahwa Hindustan pada umumnya).

Peneliti Francis Burnear menulis dalam jurnal perjalanannya : “Setelah turun naik mendaki pegunungan Pire Panjale dan menginjak daerah Kashmir, yg teristimewa mengagetkan saya ialah persamaan penduduk negeri itu dengan orang Yahudi…..”

Sir Walter Lawrence 1895. p. 315 dalam buku The Valley of Kashmir menulis : “Kebanyakan roman muka mereka sebagai Ibrani”.

Orang Kashmir gemar sekali kepada nama-nama yg ada hubungannya dengan Palestina. Misalnya Musachail (Partai Musa), Tachte Sulaiman (Kerajaan Sulaiman), Yusuf Zei (kerabat Yusuf), dll.

Berikut adalah artikel mengenai penelusuran jejak nenek moyang dengan tes DNA :

The May 11, 1998 edition of the Wall Street Journal contained an article about a special DNA test that can determine Jewish ancestry. The test was performed on members of the Bene Israel Jews of Alibag, India. Tudor Parfitt and Niel Bradman of the Center for Genetic Anthropology in London conducted this test. The reader may wish to secure a copy of the entire article, as we will only reproduce excerpts. It is significant that the Wall Street Journal article pointed out that,

“Unlike many other lost-tribe adventurers, Mr. Parfitt doesn’t have a political or religious agenda. He isn’t out to populate Israel with clansmen of obscure Jewish sects. Nor does Mr. Parfitt rely on cultural evidence of shared traditions and rituals between these sects and Western Jewry. He also wants biological evidence. ‘DNA is a tool of Jewish history,’ he says.”

Jewish tradition states that the Cohanim are the members of the Jewish priest class who are descended patrilineally from the first high priest, Aaron (Harun), who was Moses’s brother. Today, the names Cohn, Cone, Kahn, and Kann indicate that people carrying one or the other of those names are descended from Aaron. Parfit and Bradman looked for genetic traits that are shared by Cohanim in the west;

“The technique examines the Y-chromosome, a long strand of DNA that contains the genetic formula for maleness. The Y-chromosome is passed only from father to son and is unique in that most of the strand doesn’t exchange DNA with a partner chromosome.

“Like an unshuffled deck of cards, the Y-chromosome remains unchanged for thousands of years, except for tiny genetic variations, or mutations. What most Cohanim have in common is that their DNA is stacked in the same order. Messrs. Parfitt and Bradman have confirmed that there is a genetic link between Lemba tribesmen in southern Africa, Jews from Yemen, and now the Bene Israel. The finding, says Mr. Parfitt, validates Islamic sources about the Jews’ path into Africa and could revise the history of ancient Jewish commerce across the Indian Ocean.”

Though this test was performed on the Bene Israel Jews of Alibag India, it is clear that the general Indian traditions regarding the presence of Jews throughout India in ancient times, including Kashmir, are based in truth.(http://www.tombofjesus.com)

12.5. Bangsa Shin Lung (Bene Menashe)

“In the mountainous region which lies on both sides of the Indian-Burmese border dwells the Shinlung Tribe, or as they call themselves, the Bene Menashe - sons of the Tribe of Menashe. They believe themselves to be descendants of the exiled Tribes who traveled east. Their origin story is that from Central Asia they migrated to the Tibet region and then into southern China, dwelling in caves. From China they immigrated to the Burma-Indian highlands centered in Manipur and Mizaram, where they have lived for centuries.”

“Their collective memory is that they are of Israelite descent. Their religious practices are different from surrounding peoples. Their tradition includes many Biblical aspects such as levirate marriage (a brother marries his deceased brother's childless wife), agricultural tithes, incest prohibitions, burial rather than cremation, and celebrating three major annual festivals.” (http://www.cohen-levi.org/)

Orang Shing LungBangsa ini menempati perbatasan India dan Myanmar. Memiliki tradisi penyembelihan hewan korban seperti suku-suku Israil kuno dan menyebut diri sebagai bene Menashe. Memiliki cerita turun temurun bahwa nenek moyang mereka berasal dari negeri di barat yg kemudian bermigrasi ke timur jauh dan berasimilisai dengan suku bangsa Cina. Mereka yakin bahwa mereka bukan orang Cina. Mereka menyebut diri sebagai Lusi (10 suku). Tradisi Menashe adalah : sunat, upacara pemberkatan anak pada usia 8 hari, hari keagamaan yg mirip Yahudi, pernikahan ipar, menyebut Tuhan mereka dengan Y’wa (asal dari Yehuwa – sebutan Tuhan bagi Israil), disetiap kampung ada Imam yg namanya pasti Harun (Aaron – Imam pertama bangsa Israil), memiliki puisi yg berkisah tentang penyeberangan laut (Musa a.s.).

12.6. Chiang Min (Cina)

“In fortlike villages in the high mountain ranges on the Chinese-Tibetan border live the Chiang-Min of Szechuan. According to the Scottish missionary, Reverend Thomas Torrance, who visited Chengdu in 1918, the Chiang-Min are descendants of the ancient Israelites who arrived in China several hundred years before the common era.”

“ Torrance notes that the Chiang-Min "...retain unquestionable marks of being members of the Israelitish branch of the Semitic race..."

“among them unmistakable Semitic features. He finds many customs common to ancient Israelite religion. The Chiang-Min believe in one God and serve the Abbah Molan, reminiscent of the Israelite Malach or messenger of God (angel). "In times of calamity or acute distress, the people have a moan or cry of a ‘Yawei’ sound - very suggestive...of the Biblical name of God." (http://www.haruth.com/)

Bangsa ini percaya nenek moyang mereka berasal dari Barat, hanya punya satu Tuhan yg mereka sebut Yawei (Yehuwa). Para Imam harus pria yg sudah menikah (Im 21: 7,13), dan diwariskan secara turunan (seperti tradisi Yahudi).

Para Imam menggunakan jubah putih dan bersurban. Mezbah dibuat dari batu yg tidak dipotong dengan alat logam (Kel 20 : 25), dan tidak boleh didekati oleh orang asing atau orang cacat (Im 21:17-23). Para Imam menggunakan tali pengikat jubah dan tongkat kayu. Dalam upacara-upacara mereka mengibarkan 12 bendera sebagai lambing Ayah yg memiliki 12 anak (suku), wanita nya mengenakan kerudung, dan berlaku juga pernikahan ipar.


13. Al Masih Nabi yang Mengembara

Demikianlah bahwa ke 10 suku Israil yg hilang telah bermigrasi berabad-abad lamanya ke negeri-negeri di timur, dan meskipun telah berasimilasi dengan suku, budaya, adat, dan agama setempat namun jejak fisik tubuh, budaya, dan agama Israil masih bisa ditemukan.

Kepada merekalah Nabi Isa (Yesus) a.s. meninggalkan negeri Yerusalem, untuk memberikan petunjuk kepada domba-domba Israil yg hilang, dan memenuhi tugas kerasulan beliau. Berjalan dari Barat ke Timur, melintasi negeri-negeri.

Dalam Kitab Hadis Kanzul Ummal tertera diriwayatkan oleh Hz. Abu Hurairah :
“Allah telah mewahyukan kepada Nabi Isa a.s. : “Wahai Isa, berpindah-pindahlah engkau dari satu tempat ke tempat lain, supaya jangan ada yg mengenali engkau lalu menyiksamu”.

Diriwayatkan oleh Jabar : Nabi Isa a.s. senantiasa mengembara dari satu negeri ke negeri lain. Dan disuatu tempat bila malam tiba, beliau memakan beberapa tumbuhan hutan, serta meminum air bersih”.

Diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar r.a. : “ Yg paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yg gharib (miskin)”. Ditanyakan kepada beliau (saw) apakah gharib itu? Apakah orang-orang seperti Nabi Isa a.s. yg melarikan diri dari negerinya dengan membawa Iman?

Gelar Al Masih sendiri artinya adalah : Dia yg melakukan pengembaraan di negeri-negeri dan bagian-bagian dunia (Murthada Az Zabidi, Tajul ‘Uruus Jld II). Dia yg banyak melakukan perjalanan di muka bumi dalam rangka penghambaan kepada Allah dan tidak berdomisili di satu tempat saja (Muhammad bin Ahmad al Qurthubi).


14. Napak Tilas Perjalanan Suci Isa a.s. (Yesus)
Seperti yg telah saya jelaskan bahwa setelah sembuh dan bangkit dari pingsannya beliau pergi Emmaus untuk menemui murid-muridnya, lalu menuju laut Tiberias (Yahya 21:1). Dari Tiberias beliau pergi menuju Damascus. “And there was a certain disciple at Damascus, named Ananias; and to him said the Lord in a vision, Ananias. And he said, be hold, I am here, Lord. And the Lord said unto him, Arise and go into the street wich is called Straight, and inquire in the house of Judas for one called Saul, of Tarsus: for, behold, he prayeth”. (Acts 9 : 10-11)
Namun karena merasa tidak aman dari kejaran Paulus atas perintah Ulama tinggi Yahudi (Kisah 9:2) maka beliau pergi menuju Nasibain (Nasibis) di Siria. Turut serta dalam perjalanan adalah Ibunda beliau Maria, lalu murid-murid beliau yaitu Maria Magdalena dan Thomas (Didimus atau Ba’bad – yg kelak mengurus pemakaman Nabi Isa a.s.). Thomas sendiri wafat di India (kota Madras).
Dalam Kitab sejarah Raudhatush Shafa dikisahkan bahwa Nabi Isa a.s. pergi menuju Nasibain (Nisibis) untuk bertabligh. “In the time of Jesus, there was aKing in the Pricipality of Nasibain (Nisibis) who was extremely haughty and cruel, and the prophet (Jesus) having set him self to preach to him went to Nasibain. When he reached its neighberhood, he asked his companions : “Who would go to the city and proclain, That Jesus, a servant of God and His messenger, is without the city? Amongst them one Jacob offered todo so…Jesus sent Thomas with him..Jesus said that there were his enemies within the town. They went and preached…but people abused them and said unpleasant things about Jesus and Mary..” (Rauza tus safa fi sirat ul ambia wal muluk wal khulafa. Vol 1 : 132-133).

Dari Nisibis, beliau melanjutkan pengembaraan beliau melintasi wilayah Babylon (Irak), sungai Euphrat terus menuju Persia. Dalam sejarah ada sebuah surat yg terkenal yg disebut “Creed of Eusebeus” yg diterjemahkan oleh Heinmer pada tahun 1650. Surat itu beirisi undangan Raja Abgerus kepada nabi Isa a.s. ke Istananya dari seberang sungai Euphrat. Hal ini membuktikan bahwa beliau melintasi sungai Euphrat menuju Persia.
Semoga pembaca dikarunia keterbukaan fikiran untuk melihat fakta – fakta sejarah ini, bahwa Nabi Isa a.s. (Yesus) tidak pergi meninggalkan bumi melainkan pergi menuju negeri-negeri Timur untuk bertabligh kepada suku-suku Israil yg hilang.
Dalam injil yg empat itu hanya Lukas dan Markus yg menceritakan kenaikan Isa ke langit, dan hal itupun saat ini kian diragukan keotentikannya oleh para sarjana Kristen. Banyak yg mengatakan bahwa perihal naik nya Yesus ke langit adalah tambahan yg dilakukan oleh Erestinc di kemudian hari.
Dalam buku Strans, Life of Jesus pada hal.750 tertulis : “..ini benar, Al Masih tidak mati di atas kayu salib, karena dia hanya tinggal sebentar saja diatas kayu salib itu. Darah yg keluar dari tubuhnya itu menunjukkan keraguan atas kematiannya”.

Nabi Isa a.s. melakukan perjalanan tabligh beliau melintasi Media (Persia) lalu memasuki wilayah Afghanistan dimana beliau banyak menemui suku-suku Israil yg hilang. Selepas Afghanistan beliau melanjutkan perjalanan beliau memasuki Taxila (Hindustan Utara-Pakistan) dan bertemu Raja Gondhapares sekitar tahun 60 M (Acta Thomae, Ante Nicene Christian Library , Vol XX, 46).
Dari Taxila beliau menuju kota Murree, di kota inilah ibunda beliau Hz. Siti Maryam wafat dan dikuburkan. Orang-orang kota itu menyebut pusara Hz. Siti Maryam dengan nama Mai Mara da Asthan yg artinya tempat istirahat Ibuda Maryam.
Dari kota Murree Nabi Yesus a.s. (Isa) melanjutkan perjalanan menuju kota yg dikenal saat ini dengan nama Aish Muqam (Aish berasal dari kata Isa) yg terletak 70 Km dari Srinagar. Selanjutnya beliau singgah di Srinagar Kashmir dan menetap di sana hingga akhir hayat beliau.

Sampainya Nabi Isa (Yesus) a.s. ke negeri Kashmir terdapat dalam buku “The Heavenly high snow peak of Kashmir” yg dimuat dalam “Asia Magazine” pada bulan Oktober 1930, ditulis bahwa Al Masih pasti pernah datang ke negeri ini, dan dia tidak mati di atas kayu salib. Kemudian dengan tegas ditunjukkannya pula kuburan Al Masih”.

Dalam kitab Ikmaluddin yg ditulis lebih dari 10 abad yg lalu oleh Sheikh Al Said us Sadiq (wafat pada tahun 962 M di Khorasan) pada halaman 359 tertulis : “Nabi Yus Asaf (Yesus) telah banyak mengunjungi berbagai-bagai negeri, hingga ia sampai di negeri ini, yg namanya Kashmir. Ia tetap tinggal di sini, hingga ia wafat. Ia telah meninggalkan tubuh kasarnya, dan ruh nya berangkat kepada Nur. Sebelum ia wafat, ia telah memanggil seorang muridnya bernama yabid (Thomas), yg selalu mengkhidmati dan mengikut padanya. Ia berwasiat kepadanya begini: “Saya hampir akan meninggalkan dunia ini, dan saya akan diangkat ke alam baqa. Jagalah apa-apa kewajibanmu, jangan tergelincir daripada hak, dan kerjakan ibadah. Ia suruh muridnya itu membuat sebuah rumah-rumahan di atas kuburnya. Sesudah berkata itu, lalu ia berbaring, kepalanya ke arah Maghrib (barat) dan mukanya ke Masyrik (timur), kemudian barulah nafasnya yg penghabisan dihembuskan”.
Bukti lain dari keberadaan Isa di negeri Hindustan adalah ada pada kitab kuno berbahasa sansekerta yg berjudul Bhavishya Maha Purana yg ditulis oleh Sutta pada tahun 115 Masehi. Dalam Kitab ini diabadikan pertemuan antara Raja Shalewahin dengan Nabi Isa di Wien (Srinagar Utara). Dikisahkan: “Di negeri itu ia (Shalewahin) menampakkan di Wien seorang raja saka, yg berkulit putih dan memakai baju putih. Dia (Shalewahin) bertanya siapakah ia. Jawabnya ialah bahwa ia Yusashaphat (Yus Asaf), dan dilahirkan oleh seorang dara, dan ia berkata bahwa ia mengatakan yg sebenarnya dan ia berkewajiban membersihkan agama. Raja itu bertanya apakah agamanya. Ia menjawab : “Wahai Raja, kalau kebenaran telah lenyap dan tak ada pembatas di negeri Maleech, saya muncul di sana, dan karena pekerjaan saya maka yg bersalah dan jahat menderita, dan saya juga menderita karena tangan mereka”. Raja itu bertanya lagi apa agamanya”. Ia menjawab, “ Agamaku untuk menimbulkan cinta, kebenaran, dan kesucian dalam hati dan karena itu saya disebut Isa Masih”. Raja itu pergi setelah memberikan penghormatan kepadanya….” (Hal.282, Parwa (Bab) III, Adhyaya II, Salok 9-31, dari terjemahan Inggris oleh Dr. Widyavaridi Shiv Nath Shastri).

Menurut penduduk Kashmir, di Srinagar ada satu kuburan Nabi yg telah beribu tahun lamanya. Kata mereka Nabi itu namanya Yus Asaf, yang datang dari Barat, kira-kira 1900 tahun yg lalu. Kuburan ini terang-terang diakui orang banyak sebagai kuburan Nabi Sahib dan sebagian orang lagi mengatakan Kuburan Isa Sahib (sahib artinya Tuan).

Jadi jelas bahwa Nabi Yus Asaf ini tak lain adalah Yesus. Karena orang Kashmir menyebut orang ini Nabi, sedang kata Nabi adalah berasal dari kata dalam bahasa Arab dan Ibrani, jika Nabi ini orang Hindustan maka dia akan dipanggil dengan Avatar bukan Nabi. Lalu dikatakan Nabi ini datang dari barat dan pada zaman yg sama dengan zaman Isa (Yesus), jadi kalau bukan Yesus siapa lagi? Karena antara Yesus dan Muhammad tidak ada nabi lain. Orang-orang srinagar pun menyebut kuburan ini sebagai kuburan Isa Sahib. Lafaz Yus dan Yesu adalah hampir sama bahkan tidak bisa dibedakan, sedang Asaf adalah nama beliau dalam injil yg artinya “pengumpul” atau “penghimpun”. Kemudian Yus Asaf meninggalkan kitab yg bernama Busyra (khabar suka), jelas sama dengan Kitab Injil yg artinya juga khabar suka. Prof. Dr. Hassnain (Arkeolog dan ahli sejarah India) dan juga Sir Francis Younghusband mengatakan bahwa Nabi Yus Asaf ini mengajarkan dengan tamsil-tamsil (perlambang-perlambang) yg seperti yg ada dalam Injil (Isa/Yesus).

Demikianlah Nabi Yesus (Isa, Yus Asaf) a.s. menunaikan kewajiban beliau, menunaikan amanat risalah beliau a.s.. Diselamatkan oleh Allah SWT, dipanjang kan usia beliau a.s. (120 tahun), dan beliau berjalan jauh melintasi beragam negeri dari barat ke timur untuk menghimpun domba-domba Israil yg hilang. Beliau wafat dalam kemenangan, diangkat oleh Allah derajat beliau, dibersihkan nama beliau dari tuduhan terkutuk orang Israil, dibersihkan nama beliau dari itikad musyrik umat Nasrani, dan dibersihkan nama beliau dari pemaham syirik sebagai manusia yg hidup di langit.

“Dan Kami jadikan anak Maryam dan ibunya suatu tanda dan Kami berikan mereka perlindungan pada tanah yg tinggi dengan lembah-lembah hijau dan sumber air yg mengalir” (Al Mukminun : 51). Di kawasan pegunungan dan lembah Srinagar Kasmir yg hijau, subur, dan banyak terdapat sumber-sumber air Allah telah menempatkan Isa bersama ibunya dan melindungi mereka hingga akhir hayat, ditengah-tengah kaum yg menerima mereka. Allahu Akbar! Tiada Tuhan selain Allah. Yang Maha Kuasa lagi Maha Melindungi.
15. Al Qur’an mengenai telah wafatnya Isa (Yesus) a.s.

a. Al Maidah 117

Dalam surah 5 : 117 ayat berbunyi : "Aku (Isa a.s.) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yg Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu : "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku (Isa a.s.) menjadi SAKSI terhadap mereka, selama aku berada diantara mereka. Maka setelah Engkau WAFATKAN aku, Engkaulah yg MENGAWASI mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan segala sesuatu".

Ayat ini menjadi bukti bahwa semasa hidupnya beliau ( Nabi Isa a.s.) selalu mengajarkan tauhid, dan beliau menjadi saksi dan pengawas akan tegaknya tauhid diantara pengikut beliau. Namun manakala beliau telah wafat maka atas segala penyimpangan yg dilakukan oleh umatnya bukanlah lagi menjadi tanggung jawab beliau a.s. Dan beliau menyerahkan hal itu kepada Allah yg Maha Menyaksikan.

Jadi, jika beliau a.s. saat ini masih hidup disuatu tempat sedang didunia meraja lela aqidah trinitas maka tidak ada yg lebih patut dipersalahkan selain Isa a.s., karena beliau telah berjanji bahwa selama hidup beliau maka beliau akan menjadi saksi dan penjaga atas umatnya untuk tetap mengikuti tauhid.

Jadi dengan menyimpangnya umat beliau dari ketauhidan itu sendiri sudah menjadi bukti bahwa beliau telah wafat, karena beliau tidaklah lagi menjadi saksi dan penjaga atas mereka. Dan beliau suci dari timbulnya aqidah trinitas.

Tafsir surah Al Maidah 117 ini ada dalam hadis yg diriwayatkan Ibn Abas r.a.: Rasulullah saw bersabda di hari kiamat kelak, bakal ada beberapa orang yg akan ditarik ke api neraka, maka aku (Muhammad saw) akan berkata, mereka adalah sahabat-sahabatku, di waktu itu aku mendapat jawaban,"Engkau tidak mengetahui apakah yg telah mereka buat setelah engkau mati, lalu aku akan berkata seperti hamba Allah yg saleh (Isa ibn Maryam) itu berkata :
"dan adalah saya menjadi saksi atas mereka selama saya hidup bersama mereka, maka manakala Engkau matikan saya, adalah Engkau menjaga mereka". Jadi atas dasar Tafsir surah 5 : 117 menyangkut Isa a.s. dlm Hadis Bukhari Kitabut Tafsir. Bahwa sebagaimana Muhammad saw telah wafat dan tidak lagi menjadi saksi/penjaga atas umatnya. Maka demikian pula Isa a.s. telah wafat dan tidak lagi mejadi saksi/penjaga atas umatnya.

Sebagai tambahan. Dlm Kitab Hadis Kanzul Umal Jld XI hal 479. Fatimah r.a.
menerangkan Rasulullah saw bersabda :"Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya
120 tahun".

b. Ali Imran 55

“Ingatlah ketika Allah berfirman: Hai Isa, sesungguhnya AKu akan mematikan engkau dan akan meninggikan engkau di sisi Ku dan akan membersihkan engkau dari kaum yg ingkar…”

Perlu diperhatikan kronologis ayat ini :
Dimatikan/ diwafatkan
Ditinggikan / diangkat
Dibersihkan

Kronologis ayat ini tidak boleh dibolak-balik.

Umat Nasrani mengatakan bahwa Isa diangkat ke langit, namun sebelumnya Isa wafat di kayu salib lalu hidup lagi. Itikad Nasrani ini salah, karena pada ayat ini tidak dikatakan bahwa sebelum beliau diangkat beliau hidup lagi. Lagi pula Yesus tidak wafat di tiang salib melainkan hanya mati suri alias pingsan saja.

Sementara itu kebanyakan umat Islam percaya bahwa beliau kini diangkat dan hidup di langit bersama jasad kasarnya, kalo begitu yang sekarang ada di langit adalah jenazah Nabi Isa, karena berdasarkan ayat di atas beliau di wafatkan dulu baru diangkat. Kalau anda mengatakan bahwa yg di angkat itu Isa yg hidup maka konsekuensinya anda harus berani menghapus poin 1 dari ayat di atas, anda sanggup menghapus (mengkoreksi) sabda Allah?

Kemudian dalam ayat itu tidak ada kata langit, jadi dari mana asalnya pemahaman bahwa Isa a.s. naik ke langit? Apakah surga ada di langit? Apakah Allah ada di langit? Dalam Tafsir Al Azhar Hamka menulis bahwa ajaran ini adalah ajaran Nasrani yg disusupkan ke dalam Islam.

Jadi Allah Ta’ala telah mewafatkan Isa a.s. secara wajar (alami), dan kemudian Allah meninggikan (mengangkat) derajat beliau (bukan jasmani). Lihat pengunaan kata Raf’a pada surah 7:174, 12:76, 24:36, dan 58:11. Seluruhnya menunjukan kepada makna ruhani (derajat) dan bukan jasmaniyah. Haji Zainudin Hamidy dan Fakhruddin dalam terjemahan Qur’annya pun (terbitan CV. Jayamurni-Jakarta) mengartikan dengan “dimuliakan”. Inilah juga makna Rofa’ahu yg ada dalam An Nisaa 158, yaitu beliau diangkat, dan dimuliakan derajat beliau a.s. dan bukan terbang jasmaninya.

c. Maryam 31

“….Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) Zakat selama aku hidup”.

Nabi adalah suri tauladan, segala amal ibadah yg diperintah Tuhan pasti akan dijalankan dan demi tarbiyah umat maka dia akan memeragakannya sebagai suri tauladan untuk umatnya, tentunya selama nabi itu masih hidup. Jadi adakah seseorang yg bisa melihat Nabi Isa masih membayar Zakat? Atau masih menerima Zakat darinya?

d. Ali Imran 81

“Ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dari pada Nabi: “Sungguh, apa saja yg Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rasul yg membenarkan apa yg ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yg demikian itu?”. Mereka (para Nabi) menjawab: “Kami mengakui”…

Dr. Haji Abdulkarim Amarullah menulis dalam bukunya (Al Qaulush Shahih) : “Pemandangan ayat ini, katanya, Annabiyyina, yg berarti segala nabi-nabi, nyata benar meliputi Adam sampai kepada Isa sama sekali berjanji kepada Tuhan, akan mengikut akan Muhammad dan akan percaya serta menolong dia”

Doktor itu juga menulis : “Bacalah hadis Ibnu Abbas yg diriwayatkan oleh Bukhari yg sama maksudnya dengan firman Tuhan yg tersebut pada fasal yg pertama surat Ali Imran ayat 80 tadi : “Tidaklah membangkitkan (mengutus) Allah akan seorang Nabi juapun melainkan mengambil Allah atasnya akan perjanjian teguh demi sesungguhnya jika dibangkitkan Muhammad sedang Nabi yg lain itu masih hidup, bahwa mestilah ia iman dengan Muhammad dan menolong akan dia pada menjalankan agamanya Muhammad”.

“Jadi apa sebabnya sudah lebih dari 1300 tahun Isa belum juga bangkit menolong Muhammad kalau sebenar-benarnya ia masih hidup? Mustahil Nabi Isa tidak menepati janji dengan Tuhan dalam masa yg selama itu. Dan mustahil juga ia lalai dari pada kewajibannya di dalam sedikit masa pun apalah lagi lebih dari 1300 tahun!” Demikianlah tulisan ayahanda Prof. Hamka. Jadi memang Isa (Yesus) a.s. telah wafat.

e. Al Maidah 75

“Al Masih ibn Maryam tidak lain melainkan seorang rasul, sesungguhnya telah lalu (Qad Khalat) rasul-rasul (semua) sebelumnya…”

Kita semua sepakat bahwa sebelum Isa a.s. telah wafat semua rasul sebelum beliau. Sekarang mari kita menuju ayat lain yg semakna.
“ Dan Muhammad tidak lain melainkan seorang rasul, sesungguhnya telah berlalu (Qad khalat) rasul-rasul (semua) sebelumnya” (Ali Imran 144).

Berarti kita juga sepakat bahwa sebelum rasulullah saw diutus maka telah wafat seluruh rasul-rasul sebelumnya. Perlu difahami bahwa arti Qad Khalat tiada lain adalah wafat/mati. Silahkan juga baca Tafsir Al Furqan oleh A. Hassan, Guru Persatuan Islam dalam tafsir Al Ahqaf 17. Sedang H. Zainudin Hamidi dkk mengartikan dalam terjemahan Qur’an-nya sebagai “yg telah lewat dengan tiada kembali lagi”.

Ayat Ali Imran 144 inilah yg dibacakan oleh Hz. Abu Bakar r.a. pada saat wafatnya Rasulullah saw untuk meyakinkan Umar bahwa sebagaimana rasul-rasul yg dahulu pun telah wafat maka hal demikian juga yg terjadi pada diri Rasulullah saw. Tentunya jika Nabi Isa a.s. masih hidup seperti yg diyakini umat Islam kebanyakan saat ini, tentunya akan ada perdebatan sengit antara Umar .r.a. dan para sahabat yg sedang berduka dengan Hz. Abu Bakar r.a. Tetapi kenyataannya Hz. Umar tidak membantah.


16. Injil mengenai wafatnya Yesus

a. Matius 23:39

“Yesus bersabda : “Karena aku berkata kepadamu, bahwa daripada masa ini tiada lagi kamu melihat aku, sehingga kamu berkata : Mubaraklah ia yang akan datang dengan nama Tuhan”.

Dari ayat injil di atas jelaslah bahwa dunia tidak akan melihat Isa ibn Maryam (Yesus) lagi, dan Yesus tidak memberi khabar akan kedatangan ke dua kali ke dunia. Artinya beliau akan wafat dan ruh nya pergi menuju Bapa (Allah) dan tiada kembali lagi.

Dalam ayat Matius 23:39 di atas terdapat nubuatan mengenai kedatangan seorang nabi setelah wafatnya Isa/Yesus, yg mana ciri dari nabi itu adalah datang dengan nama Tuhan. Mari kita hubungkan Matius 23:39 ini dengan Kitab ulangan 18: 17-22, yg antara lain disebutkan : “Segala firman-Ku yg akan dikatakan olehnya dengan nama-Ku”.

Siapakah Nabi yg akan datang setelah Isa wafat ini? Yg dalam kedatangannya dan firman-firmannya disebut dengan nama Tuhan? Dialah Muhammad saw, yg mana di dalam kitab yg diturunkan kepadanya selalu diawali : “Dengan nama Allah yg Maha Pemurah dan Maha Pengasih” dalam setiap surah-surahnya.

Namun tahukah anda bagaimana umat Kristiani menolak Muhammad saw? Karena mereka bertanya kepada kaum muslim: “Apakah Isa telah wafat?”.
Umat Islam menjawab : “Tidak, beliau masih hidup”.
Umat Kristiani menjawab lagi : “Kalau begitu Muhammad adalah Nabi Palsu”. “Kenapa? Apa dasarnya?” Tanya kaum Muslim.
Umat Nasrani menjawab : “Karena dalam Matius 23:39 dikatakan bahwa syarat Nabi itu datang adalah manakala Isa telah wafat, jadi kami tidak salah. Apalagi setelah kami konfirmasikan kepada umat Islam mereka sendiri juga mengakui bahwa Isa belum wafat, sama dan sependirian dengan kami yg percaya juga Isa belum wafat. Jadi belum saatnya Nabi itu datang”.
Jadi untuk mematahkan salib ini adalah tiada lain selain mengimani dan membuktikan bahwa Isa (Yesus) telah wafat secara wajar.

b. Kitab Kejadian 6:3

“Firman Tuhan : “ Bahwa roh ku tiada akan berbantah-bantah selama-lamanya dengan manusia, karena hawa nafsu jua adanya, melainkan tinggal lagi panjang umurnya 120 tahun”.

Dlm Kitab Hadis Kanzul Umal Jld XI hal 479. Fatimah r.a. menerangkan Rasulullah saw bersabda :"Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya 120 tahun".

Jadi beliau tidak wafat dalam usia 33 tahun, tidak juga dalam usia 2000 tahun lebih, melainkan beliau wafat pada usia 120 tahun.

Dr. Bob Holt M.D. seorang sarjana Kristen juga mengatakan : “The proof that Jesus Christ, the "Messiah" of Western Civilization for 2000 years, survived crucifixion and lived out His later life in India, in the small Himalaya country of Kashmir.”


17. Penutup dan ucapan terima kasih

Puji syukur kepada Allah Ta’ala yg telah membukakan semua misteri tabir ini dan memberi petunjuk kepada kita semua melalui utusan-Nya di akhir zaman ini, yaitu Imam Mahdi dan Al Masih yg dijanjikan. Sebagaimana Allah SWT bersabda : “Wahai Isa, Aku akan membebaskan engkau dari tuduhan-tuduhan itu dan Aku akan membuktikan kesucian engkau. Dan Aku akan menjauhkan celaan-celaan yg dilontarkan orang Yahudi serta Nasrani terhadap engkau” (Al Imran 56). Al Masih Ma’ud telah diutus untuk “mematahkan” salib (ajaran Nasrani), dan menegakan tauhid.
Semoga Allah yg Maha memiliki hati setiap manusia membukakan hati dan pikiran saudara yg dengan karunia tersebut saudara dapat melihat bagaimanakah riwayat serta perjuangan suci Nabi Isa (Yesus) a.s..

Bahwa Nabi Isa a.s. tidaklah mati terkutuk di tiang salib seperti keinginan umat Yahudi. Bahwa Nabi Yesus a.s. juga tidak harus wafat di tiang salib untuk penebusan dosa, dan kemudian hidup kembali. Bahwa Yesus (Isa) a.s. juga tidak naik ke langit, lalu menghilang, dan hidup abadi selama 2000 tahun lebih.

Dalam tulisan yg sederhana ini telah kami sampaikan suatu riwayat kehidupan Nabi Isa a.s. dan membukakan tabir misteri akan perjalanan hidup beliau a.s. berdasarkan Kitab Al Qur’an, Injil, Al hadis, Kitab-kitab sejarah, fakta-fakta sejarah, dan arkeolog.

Terakhir saya ingin mengucapkan terima kasih Jazakumullah ahsanal Jaza kepada pembaca yg budiman serta Teriring do’a tulus untuk anda, semoga Allah yg memiliki kebenaran menunjukan kebenaran-Nya kepada kita dan membuka hati serta menuntun kita kepada kebenaran-Nya, amin Allohumma amin.

Wassalam
Yg lemah,

Abu Jihan
For My Beloved Daughter Jihan Khairina Syahirah

Sumber Pustaka :

Masih Hindustan Mein,
Buletin Kristologi, oleh Ali Mukhayat
The Coice, oleh Ahmed Deedat
www.alislam.org
www.tombofjesus.com
Majalah bulanan Nur Islam.
Officieel Verslag, sinar Islam Jakarta

Tidak ada komentar: